9 Hal Yang Menurut Anda Ramah Lingkungan Tapi Ternyata Tidak

9 Hal Yang Menurut Anda Ramah Lingkungan Tapi Ternyata Tidak – Dari mendaur ulang limbah hingga beralih ke opsi ramah lingkungan , kita semua mencoba membantu planet ini dengan melakukan bagian kita. Tetapi apakah upaya ini membantu seperti yang Anda pikirkan? Temukan ini di artikel ini.

9 Hal Yang Menurut Anda Ramah Lingkungan Tapi Ternyata Tidak

environmentteam – Dengan Badai Dorian mendatangkan malapetaka di Bahama hingga banjir yang menghilangkan lebih dari 100 desa di Assam, media penuh dengan berita yang memilukan. Dari gelombang panas Eropa hingga kebakaran hutan di utara, perubahan iklim telah berdampak buruk pada planet kita. Aktivitas manusia bertanggung jawab atas pencemaran lautan, penggundulan hutan, dan kepunahan massal seperenam serangga di bumi.

Baca Juga : 8 Cara Membuat Kantor Anda Lebih Ramah Lingkungan

Banyak tindakan telah diperhitungkan untuk menyelamatkan lingkungan kita yang sekarat. Mulai dari mengurangi sampah plastik hingga berjalan kaki atau bersepeda, berbagai saran akan mengisi Anda tentang cara bertindak hijau. Tapi apakah mereka ramah lingkungan? Karena apa yang tampak ramah lingkungan di permukaan bisa jadi lebih berbahaya bagi alam, daripada yang Anda duga.

Berikut adalah 9 hal yang mungkin tidak sehijau kelihatannya. Periksa mereka:

1. Kain Bambu

Ketika Anda mendengar sesuatu tentang kain yang dikurasi dari sumber terbarukan seperti selulosa tumbuhan, Anda mungkin berpikir sedang membeli pakaian ramah lingkungan. Tapi bahan yang terbuat dari bambu bisa jadi lebih merupakan kain couture daripada kain hijau. Bambu dapat memenangkan hati Anda karena tidak memerlukan pupuk atau pestisida dan dapat diperbarui dengan cepat.

Tetapi proses mengubahnya menjadi tekstil bisa memakan banyak energi. Ini melibatkan karbon disulfida serta pelarut kaustik lainnya, yang juga diikuti dengan proses pemutihan yang kompleks.

2. Menjadi ‘Vegetarian’

Berpegang teguh pada pola makan vegetarian itu sehat untuk kesehatan Anda secara keseluruhan. Tetapi berpikir bahwa itu akan membantu mengurangi jejak karbon Anda tidak lebih dari mitos. Menurut sebuah penelitian oleh Universitas Carnegie Mellon, “pola makan yang mencakup lebih banyak buah dan sayuran tetapi lebih sedikit atau tanpa daging, menyebabkan kerusakan lingkungan yang lebih besar karena meningkatkan penggunaan energi sebesar 38 persen”.

Yah, tidak ada yang lebih baik daripada beralih ke ‘pola makan nabati’, tetapi vegetarisme tidak sepenuhnya menjadi solusi satu atap untuk menjadi ramah lingkungan.

3. Mendaur Ulang Sampah Plastik Tanpa Riset

Daur ulang membantu mengurangi polusi plastik. Menurut statistik, ada lebih dari 50 jenis plastik, dan mendaur ulangnya lebih rumit. Karena kita tidak lebih baik untuk melengkapinya, namun banyak plastik yang kita gunakan terkontaminasi dan tidak dapat didaur ulang. Jadi, lebih ramah lingkungan untuk menghindari plastik sama sekali, daripada mendaur ulangnya. Pilih barang-barang yang dikemas dalam kemasan yang dapat digunakan kembali, dapat dibuat kompos, dapat terurai secara hayati, atau mudah didaur ulang.

4. Menghindari Porsi Tunggal

Pemborosan makanan adalah salah satu kontributor utama dalam hal pemanasan global. Dibutuhkan energi dan sumber daya untuk memproduksinya, dan membiarkannya tidak dimakan merupakan pemborosan. Membeli bahan makanan dalam jumlah besar bisa menjadi langkah ramah lingkungan. Tapi, ini berhasil jika semuanya akan dimakan, kalau tidak akan sia-sia.

5. Menggunakan Peralatan Makan Biodegradable

Anda mungkin telah mengganti semua plastik sekali pakai dengan peralatan makan biodegradable agar ramah lingkungan. Tapi apakah mereka benar-benar ramah lingkungan? Banyak perusahaan menandai produk mereka sebagai kompos karena dapat dibuat kompos dalam kondisi industri khusus. Tidak semua peralatan makan sepenuhnya berkelanjutan. Beralih ke produk yang terbuat dari sumber daya alam seperti ampas tebu, tepung jagung, dan sekam padi. Mereka dapat dibuat kompos di rumah, secara alami.

6. Mengendarai Mobil Hybrid

Memproduksi mobil hybrid yang tidak mengkonsumsi bahan bakar konvensional dari nol melibatkan banyak kerusakan lingkungan. Namun menurut sebuah penelitian, semuanya seimbang pada akhirnya karena menggunakan mobil hybrid selama bertahun-tahun dapat membantu mengurangi jejak karbon.

7. Menggunakan ‘Totes’ yang Dapat Digunakan Kembali

Meskipun menghindari kantong plastik bisa menjadi langkah ramah lingkungan, menggunakan tas jinjing atau tas kain yang dapat digunakan kembali memiliki biaya. Tote atau tas kain memiliki nilai lingkungan yang tinggi untuk dibuat. Kantong plastik menggunakan lebih sedikit sumber daya tetapi sulit untuk didaur ulang, sehingga akhirnya menyumbat lautan dan tempat pembuangan sampah. Jadi, jika Anda beralih ke tas jinjing, jadikan itu bagian dari belanja sehari-hari Anda.

8. Membawa Botol Aluminium

Menyeruput air dari botol aluminium yang dapat digunakan kembali tentu lebih hijau, tapi bukan berarti ramah lingkungan juga. Botol air yang dapat digunakan kembali juga meninggalkan jejak karbon, yang merusak lingkungan. Bagaimana? Memproses satu ton aluminium menghasilkan 10 kali lipat CO2 daripada yang dihasilkan oleh satu ton baja. Oleh karena itu, bawalah gelas atau botol baja.

9. Menggunakan Pembersih Hijau

Pembersih rumah yang mengaku ramah lingkungan tidak sepenuhnya ramah lingkungan. Apa yang disebut item hijau ini tidak harus memenuhi standar industri apa pun. Jadi, mereka bisa sama berbahayanya dengan pembersih rumah yang diolah secara kimiawi.

Konsep ramah lingkungan sangat luas dan subyektif. Bahkan opsi terhijau pun dapat berdampak pada lingkungan. Tapi itu tidak berarti Anda tidak boleh bertindak hijau! Kita semua harus berusaha membawa perubahan ekologis ke gaya hidup kita yang akan lebih baik bagi lingkungan.

Share this: